Fokus Layanan Streaming, Disney PHK Ratusan Pekerja: Ambisi Digital yang Mengorbankan Nyawa Karier

Fokus Layanan Streaming

Fokus Layanan Streaming – Raksasa hiburan dunia, Walt Disney Company, kembali membuat gebrakan kontroversial. Kali ini bukan lewat produksi film spektakuler atau ekspansi taman hiburan, melainkan dengan kabar menyayat dari ruang HRD. Demi mengejar efisiensi dan fokus total pada layanan streaming seperti Disney+, Disney dilaporkan memecat ratusan karyawannya. Di balik sorotan layar penuh warna dan imajinasi, nyata sekali bahwa dunia hiburan pun berdarah-darah ketika ambisi bisnis menjadi prioritas nomor satu.

Pemutusan hubungan kerja ini bukanlah kali pertama. Dalam beberapa tahun terakhir, Disney telah melakukan berbagai restrukturisasi besar-besaran. Namun pemangkasan kali ini terasa lebih tajam dan menyentuh area sensitif: tim-tim kreatif, pemasaran, dan pengembangan proyek di unit yang dianggap tidak selaras dengan strategi jangka panjang Disney di dunia digital slot server kamboja. Jika dulu mereka dikenal dengan kekuatan cerita yang menyentuh jutaan hati, kini mereka dikenal dengan efisiensi yang tak kenal belas kasihan.

Streaming Adalah Raja, Tapi Siapa yang Dikorbankan?

Langkah Disney ini mencerminkan satu hal: mereka tidak lagi bisa mengandalkan model bisnis tradisional. Bioskop meredup, saluran TV kabel mati perlahan. Maka, demi tetap relevan dan dominan, Disney harus bersaing dengan Netflix, Amazon Prime, dan raksasa digital lainnya. Streaming adalah masa depan—dan siapa pun yang tidak menyesuaikan diri, akan digilas. Namun apakah masa depan ini harus dibayar dengan hancurnya karier ratusan orang?

Yang lebih ironis, banyak dari mereka yang dipecat adalah individu-individu yang selama bertahun-tahun telah mendorong kreativitas dan inovasi Disney. Mereka bukan hanya karyawan, mereka adalah penggerak cerita yang membuat kita tertawa, menangis, dan bermimpi. Tapi kini, mereka dianggap sebagai beban.

Dunia Hiburan Tak Lagi Romantis

Era digital telah membawa banyak perubahan, dan tidak semuanya indah. Ketika algoritma dan data menentukan apa yang layak tayang, ruang untuk eksperimen kreatif menyempit. Disney, yang dulu dibangun di atas mimpi dan imajinasi, kini tampak lebih dingin dan perhitungan. Bagi sebagian orang, ini hanyalah evolusi bisnis. Tapi bagi para korban PHK, ini adalah mimpi buruk yang datang dari perusahaan yang mereka cintai.

Inilah harga dari menjadi raja di dunia streaming. Di balik layar sukses dan pertumbuhan pelanggan, ada ratusan wajah yang kehilangan pekerjaan, penghasilan, dan rasa aman. Dunia hiburan memang telah berubah, tapi pertanyaannya: apakah ini perubahan yang sepadan?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *